Senin, 15 Juni 2015

Apa itu ISIS? Fakta, Sejarah Dan Lainnya

ISIS adalah kependekan dari The Islamic State of Iraq and Syria (Bahasa Indonesia: Negara Islam Iraq dan Syria); yaitu kelompok militan yang dibentuk pada 9 April 2013 dan dipimpin oleh seorang Abu Bakar al-Baghdadi. Tujuan utama dibentuknya ISIS adalah untuk mendirikan Daula Islam (DI) di Iraq dan Syria. Adapun target serangannya adalah kelompok minoritas etnis Yazidi, Kristen, Syi’ah, dan siapapun yang dianggap tidak sejalan dengannya. ISIS pernah menyatakan diri bergabung dengan Front Al Nusra, yang merupakan satu-satunya kelompok militan Islam di Syria yang berafiliasi langsung dengan al-Qaidah. Akan tetapi hubungan ini hanya berlangsung sampai pada tahun 2014. Karena dianggap sudah tidak sejalan dengan misi al-Qaidah, maka ISIS dinyatakan bukan lagi sebagai bagian dari Front Al Nusra, yang pada akhirnya kedua kelompok militan radikal tersebut terlibat peperangan untuk memperebutkan Abua Kamal diwilayah timur Syria yang sebelumnya telah berhasil diduduki ISIS. Pada 9 April 2013, dibawah kepemimpinan Abu Bakar al-Baghdadi, ISIS memproklamasikan Negara Islam diatas wilayah seluas 400.000 KM yang meliputi Iraq dan Syria, dengan Raqqah sebagai ibu kotanya. Itu artinya, wilayah yang telah berhasil diduduki ISIS tersebut jauh lebih besar ketimbang negara lain disekitarnya, seperti Libanon dan Yaman. Tidak lama setelah itu, ISIS berganti nama menjadi Daulah Islamiyah atau Negara Islam. Pada bulan Juli di tahun yang sama, ISIS juga berhasil memperluas kekuasaannya dengan menduduki kota Mosul, yang merupakan kota terbesar kedua di Iraq yang dihuni oleh minoritas etnis Yazidi dan Kristen. Akibatnya, ribuan etnis Yazidi dan penganut Kristen berbondong-bondong menyelamatkan diri dari kejaran ISIS. Beberapa diantara mereka berhasil ditangkap dan diculik ISIS, dan sebagian lagi bersembunyi disekitar gunung Sinjar di wilayah utara Iraq. Militan ISIS terus bergerak maju dan mengancam wilayah Arbil, yang merupakan ibu kota wilayah otonomi Kurdi. Diwilayah tersebut, terdapat pula konsulat Amerika Serikat beserta sejumlah fasilitas diplomatik AS lainnya. Peristiwa ini kemudian memicu serangan udara militer AS terhadap militan ISIS pada Agustus 08 2014 guna melindungi konsulat dan fasilitas milik AS diwilayah tersebut. Atas serangan udara tersebut, militer AS berhasil menghancurkan truk bersenjata dan kendaraan lapis baja milik tentara ISIS yang digunakan untuk menembaki pasukan Kurdi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar