Senin, 04 Juli 2011

Mengintip Struktur Jaringan Teroris Jamaah Islamiah

Peta kekuatan organisasi teroris di Indonesia, Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand dan Filipina dimotori oleh konfederasi orgnisasi islam radikal bernama Jamaah Islamiah. Meski belum terbukti, sumber intilejen mempercayai Jamaah Islamiah didirikan pertama kali oleh Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir.

Sebagai jaringan teroris internasional, JI juga dipercayai mempunyai hubungan dan afiliasi yang erat dengan Al Qaeda pimpinan Osama Bin Laden. Misi JI adalah mendirikan negara kekalifahan Islam di Asia Tenggara, meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei, dan Kamboja.

Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri dalam konferensi persnya di Mabes Polri, Jumat (24/9/2010) mengumumkan soal sepak terjang JI dalam aksi teror di Indoensia selama 10 tahun terakhir. Kapolri memaparkan soal skema struktur organisasi JI dan siapa-siapa saja pimpinannya dalam 10 tahun terakhir.

Jamaah Islamiah, dipimpin oleh seorang Amir yang berkedudukan di Markaz atau markas. Polisi meyakinii bahwa sebelum ditangkap Abu Bakar Baasyir adalah Amir JI. Selain Amir, Markaz diisi pimpinan seperti Askari (Panglima Perang), PLH Amir, Regional Shura atau dewan penasihat dan BP Markaziyah. Hambali, sebelum ditangkap pada 11 Agustus 2003, pernah menjabat dewan penasihat Markaz JI. Hambali punya peran sebagai penghubung ke jaringan teroris Internasional seperti Al Qaeda dan Abu Sayaf.

Organisasi JI punya beberapa Mantiqi yang tunduk pada Markaz dalam menjalankan aksi terornya di Asia Tenggara. Ada empat mantiqi.

Mantiqi Ula atau Mantiqi I meliputi wilayah Singapura dan Malaysia. Nama Muklas alias Ali Gufron terpidana mati Bom Bali I pernah menjadi pimpinan Mantiqi Ula atau I.

Mantiqi II atau biasa disebut dengan nama Mantiqi Sani. Jaringan inilah yang cukup progresif menjalankan aksi terornya. Sebagian Wilayah Indonesia bagian barat dibawahai oleh Mantiqi II.

Untuk Mantiqi II, Mabes Polri berhasil memetakan kekuatan struktur organisasinya. Matiqi II membawahi delapan Wakalah atau organisasi JI tingkat provinsi. Ada wakalah Sumbagut, Pekanbaru, Lampung, Jabotabek, Jabar, Surakarta, Jateng dan Jatim.

Wakalah-wakalah ini masih membawahi lagi yang namanya Khatibah atau organisasi setingkat kota. Khatibah membawahi Qirdas. Dibawah Qirdas ada yang namanya Fiah atau kelompok kecil.

Mantiqi III atau biasa disebut dengan nama Mantiqi Tahlid meliputi wilayah Mindanao, Sabah, Kaltim dan Sulawesi. Sama seperti Mantiqi lainnya Mantiqi ini juga membawahi Wakalah, lalu Khatibah dan Qirbas. Nasir Abas pernah menjadi pimpinan Mantiqi ini. Mantiqi ini pernah sangat solid dalam aksi teror di poso dan pernah membentuk laskar Uhud.

Mantiqi terakhir adalah Mantiqi IV atau Mantiqi Ukhro. Mantiqi ini meliputi wilayah Australia.

Khusus untuk jaringan terorisme di Sumut, yang melancarkan aksi perampokan dan pelatihan militer di Deli Serdang seluruh organisasi teroris dibawah Mantiki II bersatu. Mereka mengorganisir diri dalam kelompok-kelompok atau Fiah. Ada enam kelompok yang saling bertautan.

Kelompok Boss Medan yang terdiri dari 7 Anggota. Ada kelompok Belawan pimpinan Wak Geng alias Marwan yang berperan merampok untuk mencari senjata. Kelompok Lampung yang diisi Abah alias Jhonson dan Bawor yang bertugas membeli senjata dari dana hail rampokan. Kelompok Pekanbaru ditambah Kelompok Solo dan Kelompok Jabar yang dipimpin Jaja Miharja. (Wira)


Editor: Prawira Maulana
Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar